AIAppsData MiningData ScienceUncategorized

“Masa Depan Rekayasa Perangkat Lunak: Pandangan Tahun 2025 dan Seterusnya”

Masa depan rekayasa perangkat lunak hanya akan tercapai dengan memahami sejarah dan kondisi saat ini dari rekayasa perangkat lunak. Dengan hadirnya berbagai kemajuan teknologi baru seperti Internet of Things (IoT) dan Industri 4.0, pentingnya proses rekayasa perangkat lunak yang lebih canggih di masa depan menjadi semakin jelas. Selain itu, kita juga perlu menyadari bahwa rekayasa perangkat lunak adalah suatu proses yang telah mapan dengan metode, prosedur, dan struktur aplikasi sendiri. Saat ini, rekayasa perangkat lunak digunakan di berbagai bidang dengan metode dan alat yang sudah teruji. Mereka digunakan dalam beragam aplikasi pengolahan informasi seperti basis data, perdagangan, dan perdagangan elektronik, dan juga digunakan dalam industri real-time untuk mengontrol energi, sistem transportasi, dan otomatisasi manufaktur di pabrik-pabrik.

Dengan semakin banyak industri yang mengadopsi infrastruktur terhubung internet, domain rekayasa perangkat lunak tidak lagi hanya menjadi standar utama bagi para pengembang perangkat lunak profesional. Fokusnya mulai bergeser dari sekadar menulis kode untuk membuat mesin berfungsi, menuju memastikan bahwa perangkat lunak yang dikembangkan memiliki kualitas sangat tinggi sesuai dengan tujuan pembuatannya. Terkait dengan latar belakang ini, makalah ini berusaha mengidentifikasi beberapa masalah umum yang berkaitan dengan rekayasa perangkat lunak. Hubungan antara rekayasa perangkat lunak dengan IoT dan Industri 4.0 diamati dan dibahas secara detail. Selain itu, aspek-aspek sosial dan dampak-dampaknya terkait dengan rekayasa perangkat lunak di masa depan juga dibahas. Di bagian akhir makalah ini.

Tantangan dalam rekayasa perangkat lunak

Pertama, para peneliti telah menunjukkan bahwa internet telah menjadi lingkungan pengembangan di mana kerjasama antara pengembang terjadi. Dengan demikian, ada banyak perubahan dalam evolusi perangkat lunak dari konsepsi hingga implementasi. Salah satu contoh perubahan tersebut adalah “crowd-sourcing,” sebuah area yang para peneliti menilai perlu dievaluasi dan dipahami dengan lebih baik [1]. Tantangan lain terkait dengan fakta bahwa perangkat lunak terus berkembang berdasarkan kebutuhan pelanggan. Kebutuhan ini tidak hanya menciptakan tantangan dalam implementasi dan manajemen konfigurasi perangkat lunak, tetapi juga teknologi yang diperlukan untuk beroperasi dengan handal melalui internet dan dukungan yang diperlukan dalam lingkungan seperti itu. Yang paling penting, berbagai jenis aplikasi yang diimplementasikan dalam jangka pendek dan kemudian digantikan oleh yang lain, bersama dengan aplikasi yang diimplementasikan dalam jangka panjang, berarti bahwa model dan standar saat ini harus beradaptasi dengan konteks-konteks yang berkembang [1].

Penelitian dalam rekayasa perangkat lunak

Menurut kelompok peneliti lainnya, bidang rekayasa perangkat lunak selama ini telah menunjukkan bahwa pengembang dan insinyur sangat kritis untuk keberhasilan dan hasil proyek. Namun, penelitian tentang aspek manusia masih kurang jika dibandingkan dengan fokus pada proses atau teknologi. Ketidakpuasan yang semakin meningkat terhadap tantangan yang terkait dengan pengembangan perangkat lunak berkualitas tinggi, serta minat yang tumbuh dalam metode agile, telah mulai memberikan lebih banyak penekanan pada aspek manusia dalam penelitian rekayasa perangkat lunak [2]. Hasil dari banyak penelitian empiris dalam rekayasa perangkat lunak menggambarkan jenis faktor yang berdampak pada hasil penting seperti kualitas dan biaya, tetapi juga telah disahkan bahwa para pemrogram sering kali memiliki pendapat sebelumnya tentang beberapa masalah ini [3]. Dalam sebuah studi di kalangan pengembang IBM, misalnya, ditemukan bahwa mereka memiliki pendapat sebelumnya tentang beberapa masalah ini dan pendapat mereka didasarkan pada pengalaman daripada temuan dari penelitian empiris sebelumnya. Meskipun pendapat sebelumnya semacam itu penting, terutama karena pengembang adalah profesional yang sangat terlatih dengan keyakinan yang kritis untuk pekerjaan mereka, penyebaran bukti empiris kepada profesi tersebut tetaplah penting. Menariknya, sebelumnya telah diusulkan bahwa rekayasa perangkat lunak berbasis bukti harus diadopsi, dan bahwa tinjauan sistematis atas literatur dalam rekayasa perangkat lunak harus digunakan untuk mendukung rekayasa perangkat lunak berbasis bukti [4]. Sejak proposal-proposal ini diajukan pada tahun 2004 dan 2005, tinjauan sistematis telah menjadi relevan dalam rekayasa perangkat lunak empiris. Seiring dengan popularitas yang semakin meningkat di kalangan insinyur perangkat lunak, proses tinjauan sistematis juga mulai mendapatkan perhatian. Dalam latar belakang ini, penelitian tinjauan sistematis oleh peneliti yang berfokus pada teknik untuk meningkatkan proses atau pengalaman dengan proses tersebut menemukan bahwa tinjauan sistematis mendapat kritik karena tidak ada perpustakaan digital yang sesuai untuk rekayasa perangkat lunak dan bahwa proses tinjauan sistematis itu sendiri memakan waktu.

IOT DAN REKAYASA PERANGKAT LUNAK

Teknologi jaringan sensor nirkabel telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, memungkinkan pengukuran dan pemahaman indikator-indikator dalam lingkungan yang mencakup sumber daya alam dan ekologi yang sensitif, hingga lingkungan di kawasan perkotaan [5]. Perangkat-perangkat ini telah berkembang menjadi internet of things (IoT) di mana sensor-sensor dan aktuator-aktuator menyatu dengan lingkungan dan memberikan informasi melintasi platform-platform yang menghasilkan gambaran operasi yang umum. IoT telah keluar dari masa bayi dengan diperkenalkannya teknologi perangkat seperti sensor dan aktuator tersemat, perangkat komunikasi jarak dekat, serta tag dan pembaca RFID [5]. Evolusi ini dari www, ke web2, web3, dan sekarang IoT berarti bahwa pertanyaan-pertanyaan yang canggih dan intuitif harus terus dikembangkan untuk memenuhi permintaan data-on-demand. Yang paling penting adalah kenyataan bahwa IoT menciptakan jumlah data yang besar, sebuah pengamatan yang berarti bahwa algoritma kecerdasan buatan yang canggih harus dikembangkan agar data dapat dipahami dan digunakan dengan cerdas.”

https://ijece.iaescore.com/index.php/IJECE/article/view/24589/14962

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *